The History of Sundaland is a museum that offers an intriguing journey into the past to explore the history and culture of Sundaland, an ancient region that was once the center of civilization thousands of years ago. This gallery showcases a variety of collections, such as ancient artifacts, prehistoric tools, and manuscripts that hold legendary stories. With its informative and interactive atmosphere, this place becomes an ideal destination to broaden one’s knowledge of the cultural heritage and history of the Sundaland region.

(Indonesian Ver.)

History of Sundaland adalah sebuah museum yang menyuguhkan perjalanan menarik ke masa lalu untuk mengenal sejarah dan kebudayaan Sundaland, wilayah purba yang pernah menjadi pusat peradaban ribuan tahun silam. Galeri ini menampilkan beragam koleksi, seperti artefak kuno, alat-alat dari zaman prasejarah, hingga manuskrip yang menyimpan kisah-kisah legendaris. Dengan suasana yang informatif dan interaktif, tempat ini menjadi destinasi yang ideal untuk memperluas wawasan tentang warisan budaya dan sejarah kawasan Sundaland.

1. A Letter Container (Tempat Surat)

Material : Terracota
Estimate : Ca 500 – 100 BC
Description : A place to store jewelry or letters with a woman’s motif on the handle of the cover.

(Indonesian Ver.)

Material : Terakota
Estimasi : Sekitar 500 – 100 SM
Deskripsi : Tempat menyimpan perhiasan atau surat dengan motif seorang perempuan pada pegangan penutupnya

2. Terracotta Pottery (Gerabah Terracota)

Material : Terakota
Estimate : 400 BC
Origin : Jawa, Indonesia
Description : It is an earthenware object made from burned clay and is shaped like a clay vessel
Function : For storing medicine or food

(Indonesian Ver.)

Material : Terakota
Estimasi : 400 SM
Asal : Jawa, Indonesia
Deskripsi : Merupakan benda gerabah yang dibuat dari tanah liat yang dibakar dan berbentuk seperti bejana dari tanah liat
Fungsinya : Untuk tempat menyimpan obat atau makanan

3. Holly Water Container (Tempat Air Suci)

Material : Bronze
Estimate : 15th Century
Description : Place of holy water decorated with floral motifs on the lid

(Indonesian Ver.)

Material : Perunggu
Estimasi : Abad ke-15
Deskripsi : Tempat air suci yang dihiasi dengan motif bunga pada bagian tutupnya

4. Moko Drum

Material : Bronze
Estimate : Ca 200 – 100 BC
Description : It is an object shaped like a musical instrument being beaten. This thing is made of bronze. It first appeared in the Bronze Age, approximately 2000 years ago. It is an ancient object which in its decoration and shape shows the influence of Dongson culture in Indonesia

(Indonesian Ver.)

Material : Perunggu
Estimasi : Sekitar 200 – 100 SM
Deskripsi : Merupakan sebuah benda berbentuk seperti alat musik yang ditabuh. Benda ini terbuat dari perunggu. Pertama kali muncul di zaman perunggu, kurang lebih 2000 tahun yang lalu. Merupakan benda purbakala yang pada ragam hiasnya dan bentuknya banyak menunjukkan adanya pengaruh budaya Dongson di Indonesia.

5. Oil Lamp (Lampu Minyak)

Material : Bronze
Estimate : Ca 200 – 100 BC
Description : This coconut oil lamp is used for indoor lighting, with a chicken motif which means prosperity and brings blessings

(Indonesian Ver.)

Material : Perunggu
Estimasi : Sekitar 200 – 100 SM
Deskripsi : Lampu minyak kelapa ini digunakan untuk penerangan dalam ruangan, dengan motif ayam yang bermakna sebagai kemakmuran dan pembawa berkah

6. Oil Lamp 2 (Lampu Minyak)

Material : Bronze
Estimate : Ca 16-17th Century
Description : An oil lamp that functions as lighting in a room commonly used in the homes of nobles with 8 lotus flower crown motifs

(Indonesian Ver.)

Material : Perunggu
Estimasi : Sekitar Abad ke-16-17
Deskripsi : Lampu minyak yang berfungsi sebagai penerangan di ruangan yang biasa digunakan di rumah para bangsawan dengan 8 motif mahkota bunga teratai

7. Panji Mask (Topeng Panji)

Material : Wood
Origin : Cirebon, West Java, Indonesia
Description : This mask is usually used as a dance in a particular event. This Cirebon mask was once used as a propaganda medium to spread the teachings of Islam by Sunan Gunung Jati and Sunan Kalijaga

(Indonesian Ver.)

Material : Kayu
Asal : Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
Deskripsi : Topeng ini biasanya digunakan sebagai tari-tarian dalam suatu acara tertentu. Topeng Cirebon ini pernah digunakan sebagai media dakwah untuk menyebarkan ajaran agama Islam oleh Sunan Gunung Jati dan Sunan Kalijaga

8. Prabu Bomantara Mask (Topeng Prabu Bomantara)

Material : Wood
Origin : Java, Indonesia
Description : Prabu Bomantara is the King of the country of Trajutisna/Prajatisa. Prabu Bomantara is still a descendant of Bathara Kalayuwana, the son of Bathara Kala with Bathari Durga/Dewi Pramuni from the heaven of Setragandamayit. Because of his asceticism, he became very powerful

(Indonesian Ver.)

Material : Kayu
Asal : Jawa, Indonesia
Deskripsi : Prabu Bomantara adalah Raja negara Trajutisna/Prajatisa. Prabu Bomantara masih keturunan Bathara Kalayuwana, putra Bathara Kala dengan Bathari Durga/Dewi Pramuni dari kahyangan Setragandamayit. Karena ketekunannya bertapa, ia menjadi sangat sakti

9. Reticulated Basin

Material : Copper
Estimate : Ca 16th Century
Description : A hollow tool to put decorations as decorations on the wedding table decorated with calligraphy writing

(Indonesian Ver.)

Material : Tembaga
Estimasi : Sekitar Abad ke-16
Deskripsi : Alat cekungan untuk menaruh hiasan sebagai dekorasi di meja pengantin dengan dihiasi tulisan kaligrafi

10. Ashtray (Tempat Abu)

Material : Brass
Estimate : Ca 16-17th Century
Description : A calligraphy jug with a motif of two dragon heads which is usually used as a place to store ashes, a dragon motif is usually symbolized as a guard symbol

(Indonesian Ver.)

Material: Kuningan
Estimasi: Sekitar Abad ke-16-17
Deskripsi: Kendi kaligrafi dengan motif dua kepala naga yang biasa digunakan sebagai tempat menyimpan abu, motif naga biasa dilambangkan sebagai simbol penjaga

Sebagai penutup, galeri History of Sundaland menyajikan koleksi benda-benda yang memperkaya pemahaman kita tentang sejarah dan budaya Indonesia. Setiap objek yang dipamerkan menceritakan perjalanan panjang peradaban yang membentuk identitas bangsa. Kunjungan ke galeri ini memberi kita kesempatan untuk lebih menghargai warisan budaya yang ada.